Belut adalah jenis ikan yang merupakan sumber protein hewani yang dapat diolah menjadi berbagai makanan, dengan kandungan nilai gizi yang tinggi. Selain untuk dikonsumsi, belut dapat juga bermanfaat sebagai penambah darah.Sehingga berpeluang untuk dibudidayakan secara komersial. Lingkup pembahasan dalam tulisan ini, menguraikan: jenis-jenis belut, cara budidaya, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan dan manfaat untuk kesehatan manusia.
Belut merupakan jenis ikan air tawar dengan bentuk tubuh bulat, licin, memanjang dilengkapi dengan sirip punggung. Dalam klasifikasi perikanan yang berlaku di Indonesia, pengertian belut jenis ikan ini diperinci sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Synbranchoidae
Famili : Synbranchoidae Struktur tubuh belut tidak memiliki sirip dada, punggung, dan dubur. Ketiga komponen strutur tersebut berubah fungsi mek berjari-jari. Tubuh belut juga tidak bersisik dan bersirip perut. Letak dubur berada di bagian belakang badan.
Belut memiliki nilai energi yang cukup tinggi yakni 303 kilo kalori per 100 gram daging. Nilai energinya sendiri jauh lebih tinggi dibandingkan telur dan daging sapi. Berikut merupakan zat-zat yang terkandung di dalam belut yang sangat bermanfaat untuk tubuh manusia.
- Protein
Daging belut memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dari telur dan setara dengan kandungan protein daging sapi yakni 18,4g/100 gram. Begitu juga dengan nilai cerna protein pada belut yang juga sangat tinggi sehingga sangat cocok untuk dijadikan sumber protein bagi semua kelompok usia, termasuk anak-anak.
- Leusin
Belut juga mengandung leusin yang bermanfaat untuk melakukan perombakan dan pembentukan protein otot.
- Arginin
Belut mengandung arginin atau asam amino non esensial yang dapat memengaruhi hormon pertumbuhan manusia yang sering disebut dengan human growth hormone (HGH). HGH dapat membantu kesehatan otot dan mengurangi terjadinya penumpukan lemak tubuh. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan bahwa arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
- Zat Besi
Belut juga sangat kaya akan zat besi dimana terkandung 20 mg/100 gram. Kandungannya tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan zat besi pada telur dan daging. Makanya, dengan mengonsumsi 125 gram daging belut per hari sudah dapat memenuhi kebutuhan akan zat besi yakni 25 mg per harinya. Zat besi ini sangat diperlukan oleh tubuh untuk mencegah anemia.
- Fosfor
Belut juga sangat kaya akan fosfor dan nilainya bisa dua kali lipat dibandingkan kandungan fosfor pada telur. Tanpa kehadiran fosfor, kalsium tidak dapat membentuk massa tulang. Karena itu, konsumsi fosfor harus berimbang dengan kalsium agar tulang menjadi kokoh dan kuat sehingga terbebas dari osteoporosis. Di dalam tubuh, fosfor yang berbentuk kristal kalsium fosfat umumnya (sekitar 80 persen) berada dalam tulang dan gigi.
- Kaya Vitamin
Belut juga sangat kaya terhadap berbagai macam vitamin seperti vitamin A dan vitamin B. Kandungan vitamin A-nya termasuk tinggi yakni 1.600 SI per 100 gram sehingga sangat baik untuk pemeliharaan sel epitel. Sedangkan vitamin B yang juga banyak terkandung dalam belut sangat bermanfaat untuk kofaktor dari suatu enzim sehingga enzim tersebut dapat berfungsi normal di dalam proses metabolisme tubuh.
- Lemak
Di antara kelompok ikan, belut digolongkan sebagai yang berkadar lemak tinggi. Kandungan lemak pada belut hampir setara dengan lemak pada daging babi (28 g/100 gram). Menurut publikasi yang dikeluarkan oleh Singapore General Hospital, belut termasuk makanan berkolesterol tinggi dan wajib untuk diwaspadai apabila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Efek Samping Daging Belut
Dibalik manfaat daging belut tersebut, belut juga memiliki efek samping. Bagi anda yang mengidap kolesterol, sangat tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi belut. Bukan tanpa alasan pelarangan terhadap penderita kolesterol, karena pada belut terdapat kandungan lemak yang tinggi.
Cara Pengolahan Daging Belut yang Sehat
Jika ingin mengkonsumsi belut namun takut akan asam lemak dan kolesterolnya yang tinggi, disarankan dapat mengkonsumsi belut dengan cara di panggang. Komposisi asam lemak dan kolesterol yang diolah dengan cara di panggang, memiliki resiko yang kecil dikarenakan proses pembakaran daging belut. Sehingga lemak yang terkandung pada belut akan mencair dan membuat berkurangnya kadar lemak tersebut.
Berbeda dengan pengolahan belut dengan cara di goreng, belut yang digoreng menggunakan minyak, justru membuat minyak yang ada pada belut bertambah. Karena kadar lemaknya yang tidak mencair secara sempurna di dalam belut
Dengan banyak manfaat dan kandungan gizi dalam belut, tidak salah kalau mulai sekarang Anda memasukkan belut dalam daftar menu Anda. Namun, ingat, Apapun itu termasuk daging belut, sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan mengingat bahwa daging belut mengandung kolesterol yang cukup tinggi. Terimakasih.
-Klinikita Berbagi Senang & Sehat Di Tahun 2017-